Perbedaan Artemia Dan Kutu Air
Banyak kendala yang harus dihadapi oleh para peternak pemula ikan cupang maupun guppy. Salah satunya yaitu kurang mengetahui perbedaan artemia dan kutu air. Meskipun sama-sama merupakan jenis makanan hidup, namun keduanya memiliki perbedaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing.
Artemia dan kutu air merupakan jenis pakan hidup yang sangat bagus untuk perkembangan ikan cupang dan guppy. Dengan pemberian pakan pelet ditambah pakan hidup pertumbuhan ikan akan lebih maksimal. Corak dan mutasi warna pada tubuh ikan juga akan semakin terlihat.
Perbedaan Artemia dan Kutu Air
Sebenarnya perbedaan artemia dan kutu air sangat jauh sekali. Artemia merupakan jenis udang laut yang berukuran sangat kecil. Oleh karena itu untuk menetaskan artemia pun harus menggunakan air laut atau bisa juga dengan air garam.
Sedangkan kutu air sebenarnya bukan merupakan kutu dalam arti yang sesungguhnya. Melainkan sejenis plankton yang bisa ditemukan di air. Gerakannya sangat unik yaitu dengan berloncat-loncatan mirip seperti kutu didalam air sehingga orang-orang menyebutnya sebagai kutu air.
Kelebihan menggunakan Artemia
Artemia merupakan pakan hidup yang harus di kultur sendiri. Kamu bisa mendapatkan artemia yang kini sangat banyak tersedia di marketplace. Karena hasil kultur sendiri maka artemia merupakan pakan hidup yang sehar karena steril dan bebas dari penyakit. Sangat bagus ini burayak ikan.
Kekurangan menggunakan Artemia
Harga yang masih terlampau mahal bagi sebagian peternak ikan cupan dan guppy pemula. Saya sendiri pernah menjual artemia dengan berat 10gr dengan harga 10rb. Proses kultur yang tidak sempurna dapat berakibat buruk bagi ikan karena cangkang artemia bisa tertelan sehingga menyebabkan kematian. Artemia hasil kultur juga tidak bisa bertahan lama. Maksimal 3 hari artemia hasil kultur dapat bertahan hidup. Untuk itu sebaiknya kultur artemia sesuai kebutuhan saja. Jangan terlalu banyak.
Kelebihan menggunakan Kutu Air
Kutu air dapat diperoleh dengan gratis di alam. Namun jika harus membeli, harganya pun sangat terjangkau sekali. Kutu air juga bisa dikultur agar berkembak biak. Caranyapun sangat mudah. Biasanya kultur kutu air menggunakan air hijau bekas kolan ikan lele sebagai medianya.
Kekurangan menggunakan Kutu Air
Karena diperoleh dari alam bebas, kutu air rawan membawa penyakit yang bisa berakibat buruk bagi ikan. Kutu air juga sangat sulit untuk didapatkan apalagi saat masuk musim hujan karena sangat mudah terbawa arus air.
Kesimpulan
Seperti itulah perbedaan artemia dan kutu air. Banyak digunakan oleh peternak ikan untuk memacu pertumbuhan ikan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun pada dasarnya artemia dan kutu air sangat bagus sekali untuk pertumbuhan burayak ikan cupang dan ikan guppy.